Happy Everyday
Jumat, 03 Agustus 2012
Senin, 09 April 2012
Biografi Nike
Phil Knight, a track athlete, and his coach, Bill Bowerman, put up $500 each in 1964 to form Blue Ribbon Sports. Phil Knight, atlet trek, dan pelatihnya, Bill Bowerman, disiapkan $ 500 per tahun 1964 untuk membentuk Blue Ribbon Sports. Blue
Ribbon, headquartered in Beaverton, Oregon, changed its name -- and the
world of sportswear, equipment and accessories -- to Nike. Blue
Ribbon, yang berkantor pusat di Beaverton, Oregon, berubah nama - dan
dunia olahraga, peralatan dan aksesoris - untuk Nike. Nike,
named after the the Greek winged goddess of victory, enjoys annual
revenues of more than $19 billion and employs more than 30,000 people in
the fiscal year 2008. Nike, dinamai dewi bersayap kemenangan
Yunani, menikmati pendapatan tahunan lebih dari $ 19 miliar dan
mempekerjakan lebih dari 30.000 orang pada tahun fiskal 2008.
New Partnership Baru Kemitraan
Bowerman and Knight held full-time jobs when they teamed up to sell sports shoes. Bowerman dan Knight diadakan pekerjaan penuh-waktu ketika mereka bekerja sama untuk menjual sepatu olahraga. They decided they needed additional help and found it in Jeff Johnston. Mereka memutuskan mereka membutuhkan bantuan tambahan dan menemukannya di Jeff Johnston. Johnston, a runner, became the first official employee of Blue Ribbon Sports in 1968. Johnston, runner, menjadi karyawan resmi pertama Blue Ribbon Sports pada tahun 1968. Johnston spearheaded marketing efforts, helping to forge the Nike brand. Johnston mempelopori upaya pemasaran, membantu untuk menempa merek Nike. With Johnston's help, Nike became one of two Fortune 500 companies in the state of Oregon. Dengan bantuan Johnston, Nike menjadi salah satu dari dua perusahaan Fortune 500 di negara bagian Oregon. It would eventually earn global acclaim as the leading publicly traded company. Ini akhirnya akan mendapatkan pengakuan global sebagai perusahaan publik terkemuka.
Distribution Distribusi
Knight,
whose early entrepreneurial efforts involved selling running shoes out
of the trunk of his car, landed a distribution deal in 1964 to develop
and distribute sports shoes. Knight, yang awal kewirausahaan
upaya terlibat menjual sepatu lari keluar dari bagasi mobilnya, mendarat
kesepakatan distribusi pada tahun 1964 untuk mengembangkan dan
mendistribusikan sepatu olahraga. He signed a contract with the Onitsaka Co, a Japanese firm that distributed Tiger running shoes. Dia menandatangani kontrak dengan Co Onitsaka, sebuah perusahaan Jepang yang didistribusikan sepatu Tiger berjalan. Toward the end of this contract, Knight and Bowerman toyed with the idea of designing and selling their own shoes. Menjelang akhir kontrak ini, Knight dan Bowerman bermain-main dengan ide merancang dan menjual sepatu sendiri. Johnson established a mail order system and opened the first Blue Ribbon Sports store in Santa Monica, California. Johnson membentuk sistem mail order dan membuka toko pertama Ribbon Olahraga Biru di Santa Monica, California. Nike's
first self-designed and crafted shoes included waffle soles that made
the shoes lighter than traditional athletic footwear. Sepatu
pertama Nike dirancang sendiri dan dibuat termasuk sol wafel yang
membuat sepatu lebih ringan dari sepatu olahraga tradisional.
Logo and Slogan Logo dan Slogan
In 1971, Carolyn Davidson, a graphic design student at Portland State University, designed the Nike swoosh logo. Pada tahun 1971, Carolyn Davidson, seorang mahasiswa desain grafis di Portland State University, merancang logo Nike disiram. Seventeen years later, "Just Do It" became the company's slogan and an international catchphrase. Tujuh belas tahun kemudian, "Hanya Do It" menjadi slogan perusahaan dan slogannya internasional. The
slogan, according to Nike, was coined in 1988 at a conference of select
Nike employees and their advertising agency Wieden and Kennedy.
Slogan, menurut Nike, diciptakan pada 1988 di sebuah konferensi pilih
karyawan Nike dan iklan mereka lembaga Wieden dan Kennedy. The slogan and the logo created waves and have come to be internationally associated with Nike footwear. Slogan dan logo menciptakan gelombang dan kami datang untuk internasional terkait dengan sepatu Nike. Besides its brand name, Nike markets its products under other names and runs retail stores as Niketown. Selain nama merek, Nike memasarkan produk di bawah nama lain dan menjalankan toko ritel sebagai Niketown.
Sponsorhips Sponsorhips
Nike's marketing efforts include sponsorships by top athletes. Upaya pemasaran Nike termasuk sponsorship oleh atlet top. Steve
Prefontaine, an Olympics long distance runner who died in 1975, and
tennis pro John McEnroe added star appeal and sports world influence to
the Nike brand. Steve Prefontaine, jarak Olimpiade pelari jarak
yang meninggal pada 1975, dan tenis pro John McEnroe menambahkan daya
tarik dan pengaruh bintang olahraga dunia untuk merek Nike. Nike's
creative marketing strategy and big-budget efforts helped the company
capture one half of the total market for sports shoes by 1980s.
Kreatif pemasaran Nike strategi dan anggaran besar upaya membantu
perusahaan menangkap setengah dari total pasar untuk sepatu olahraga
oleh 1980-an. Nike
survived competition from companies such as Reebok and legal troubles
in the 1980s, and continues to dominate in the athletic gear market.
Nike selamat kompetisi dari perusahaan seperti Reebok dan masalah hukum
di tahun 1980, dan terus mendominasi di pasar peralatan olahraga.
Selasa, 03 April 2012
Biografi Manchaster United
itulah sebagian kata yang ada pada lagu bagi para fans fanatic Manchester United,saya sebagai fans fanatic MU(manchester united) ingin menuliskan sejarah - sejarah MU..
Manchester United F.C. (biasa disingkat Man Utd, Man United atau hanya MU ) adalah sebuah klub sepak bola papan atas di Inggris yang berbasis di Old Trafford, Manchester,
Dibentuk sebagai Newton Heath L&YR F.C. pada 1878 sebagai tim sepak bola depot Perusahaan Kereta Api Lancashire dan Yorkshire Railway di Newton Heath, namanya berganti menjadi Manchester United pada 1902.
Meski sejak dulu telah termasuk salah satu tim terkuat di Inggris, barulah sejak 1993 Manchester United meraih dominasi yang besar di kejuaraan domestik di bawah arahan Sir Alex Ferguson - dominasi dengan skala yang tidak terlihat sejak berakhirnya era Liverpool F.C. pada pertengahan 1970-an dan awal 1980-an. Sejak bergulirnya era Premiership di tahun 1992, Manchester United adalah tim yang paling sukses dengan sebelas kali merebut trofi juara.
Meskipun sukses di kompetisi domestik, kesuksesan tersebut masih sulit diulangi di kejuaraan Eropa; mereka hanya pernah meraih juara di Liga Champions tiga kali sepanjang sejarahnya (1968, 1999, 2008).
Sejak musim 86-87, mereka telah meraih 21 trofi besar - jumlah ini merupakan yang terbanyak di antara klub-klub Liga Utama Inggris. Mereka telah memenangi 18 trofi juara Liga Utama Inggris (termasuk saat masih disebut Divisi Satu). Pada tahun 1968, mereka menjadi tim Inggris pertama yang berhasil memenangi Liga Champions Eropa, setelah mengalahkan S.L. Benfica 4–1, dan mereka memenangi Liga Champions Eropa untuk kedua kalinya pada tahun 1999 dan sekali lagi pada tahun 2008 setelah mengalahkan Chelsea F.C. di final. Mereka juga memegang rekor memenangi Piala FA sebanyak 11 kali.[1] Pada 2008, mereka menjadi klub Inggris pertama dan klub Eropa kedua yang berhasil menjadi Juara Dunia Antarklub FIFA.
Pada 12 Mei 2005, pengusaha Amerika Serikat Malcolm Glazer menjadi pemilik klub dengan membeli mayoritas saham yang bernilai £800 juta (US$1,47 milyar) diikuti dengan banyak protes dari para pendukung fanatik.
Lambang dan warna klub
Ketika nama tim masih Newton Heath, seragam tim berwarna hijau-kuning. Pada tahun 1902, sehubungan dengan pergantian nama menjadi Manchester United, klub mengganti warna seragam mereka menjadi merah(kaos), putih(celana), dan hitam(kaos kaki), yang menjadi standar seragam MU sampai saat ini. Pengecualian ketika tim bertanding di Final Piala FA tahun 1909 melawan Bristol City, kaos berwarna putih berkerah merah berbentuk V. Desain seragam ini kembali digunakan saat 1920-an ketika seragam tim berwarna merah-merah.
Kostum tandang biasanya adalah kaos putih, celana hitam, dan kaos kaki putih, tetap warna lain juga pernah digunakan, termasuk kaos biru bergaris putih yang digunakan dari tahun 1903 sampai 1916, hitam seluruhnya pada 1994 dan 2003 dan kaos biru dengan garis horisontal perak pada tahun 2000. Satu yang paling terkenal, hanya dipakai sebentar, kostum tandang United yang berwarna keseluruhan abu-abu dipakai pada musim 1995–96. Kostum ini tidak digunakan lagi saat MU kalah pada pertandingan pertama pemakaian kostum ini. Pada babak pertama, MU kalah 3-0 dari Southhampton, mereka mengganti seragam yang mereka kenakan menjadi seragam ketiga mereka yang berwarna biru-putih, tetapi pada akhirnya kalah 3–1. Seragam abu-abu tidak pernah lagi digunakan akibat hasil buruk yang mereka dapat pada pertandingan pertama dengan seragam abu-abu itu.[16][17] Seragam tandang MU yang terkenal lainnya adalah kaos putih dengan lengan hitam dan garis emas-hitam. Seragam ini adalah seragam terakhir yang didesain Umbro sebelum MU memilih produsen Nike, dan memperingati 100 tahun pergantian nama dari Newton Heath F.C menjadi Manchester United.
Kostum ketiga United berwarna biru, yang dikenakan pemain saat memenangkan Piala Champions 1968. Pengecualian, kostum kuning terang yang digunakan pada awal 1970-an, seragam biru bergaris putih yang dipakai 1996, dan kaos putih bergaris merah-hitam yang dipakai pada 2004. United juga menggunakan kostum ketiga untuk latihan. United mengadopsi warna kostum hitam keseluruhan pada musim 1998–99 dan kaos biru tua dengan pinggiran marun pada tahun 2001 untuk bertanding melawan Southampton dan PSV Eindhoven.
Lambang Manchester United telah diganti beberapa kali, tetapi perubahan yang dilakukan tidak terlalu signifikan. Setan yang terletak dibtengah lambang merupakan akar dari julukan "Setan Merah"(The Red Devils), yang muncul di era 1960-an setelah Matt Busby mendengar itu dari fans tim rugbi Salford.[18] Pada akhir 60-an, the devil had started to be included on club programmes and scarves, sebelum akhirnya lambang setan itu dimasukkan ke dalam lambang klub, memegang trisula. Di 1998, logo kembali didesain ulang, kali ini menghilangkan tulisan "Football Club".[19] Perubahan ini bertentangan dengan pendapat suporter, yang memandang bahwa MU semakin menjauhi akar sepak bola dan perubahan ini hanya untuk kepentingan bisnis semata.
Prestasi
Domestik
Liga
* Liga Utama Inggris[26]: 19
o 1907–08, 1910–11, 1951-52, 1955-56, 1956–57, 1964–65, 1966-67, 1992-93, 1993-94, 1995-96, 1996-97, 1998-99, 1999-2000, 2000-01, 2002–03, 2006-07, 2007-08, 2008-2009, 2009-2010
* Liga Divisi Satu Inggris[27]: 2
o 1935–36, 1974–75
Piala
* Piala FA: 11
o 1909, 1948, 1963, 1977, 1983, 1985, 1990, 1994, 1996, 1999, 2004
* Piala Carling: 4
o 1991-92, 2005-06, 2008-09, 2009-10
* FA Charity/Community Shield: 18 (4 kali juara bersama)
o 1908, 1911, 1952, 1956, 1957, 1965*, 1967*, 1977*,983,1990*,1993,1994, 1996, 1997, 2003, 2007, 2008, 2010. (* juara bersama)
Eropa
* Liga Champions UEFA: 3
o 1968, 1999, 2008
* Piala Winners UEFA: 1
o 1991
* Piala Super UEFA: 1
o 1991
Internasional
* Piala Interkontinental/Kejuaraan Dunia Antar Klub: 1
o 1999
* Piala Dunia Antarklub FIFA: 1
o 2008
Sejarah adidas
Sejarah merk sepatu yang sangat terkenal ini dimulai pada tahun 1920
oleh Adi (Adolf) Dassler di ruang cuci milik ibunya. Waktu itu Adi
Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan membuat sepatu olahraga.
Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis
kecil-kecilan tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi
Dassler dan saudaranya Rudolf Dassler mendirikan "Dassler Brothers OGH" yang nantinya menjadi cikal bakal Adidas sekarang.
Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brothers sebagai produsen sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brothers adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade Berlin pada tahun 1936 dengan mengenakan sepatu buatan Dassler.
Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan masing-masing membuat merk sepatu sendiri. Rudolf membuat merk sepatu 'Puma' sedangkan Adi membuat merk 'Adidas.' Pengambilan nama Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan menggabungkan nama depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler yakni 'das' sehingga menjadi kata 'Adidas'. Sekadar informasi bahwa nama asli dari Adi Dassler adalah Adolf Dassler, tapi orang Jerman sering memanggil nama Adolf sebagai Adi.
Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti Olimpiade atau sepakbola, karena logo 3 stripes mereka mudah dikenali dari jauh. Ia pun mendafarkan logo 3 stripes sebagai trademark dari adidas. 3 stripes yang diciptakan agar kaki stabil, namun akhirnya menjadi logo.
Evolusi Logo Adidas
Penggunaan logo Adidas sendiri baru dipergunakan pada sekitar tahun 1948, pada saat dua bersaudara Dassler tersebut berpisah. Secara visual, logo Adidas hanya berupa huruf Adidas, dengan nama Adolf Dassler diatasnya serta ilustrasi sepatu ditengahnya. Dengan merk ini, sepatu buatan Adi Dassler mencapai titik kesuksesannya, dengan diakuinya merk sepatu Adidas diajang pesta olahraga dunia seperti Olimpiade Helsinki, Melbourne, Roma dan lainnya. Serta saat itu tim sepakbola Jerman menjadi juara dunia sepakbola dengan menggunakan sepatu Adidas.
Pada tahun 1972, logo Adidas mengalami perubahan yakni dengan menggunakan konsep 'Trefoil Logo', yaitu logo dengan visual tiga daun terangkai. Konsep tiga daun ini memiliki makna simbolisasi dari semangat Olimpiade yang menghubungkan pada 3 benua. Sejak saat itulah Adidas menjadi sepatu resmi yang dipergunakan pada even Olimpiade diseluruh dunia.
Akhirnya setelah bertahun-tahun berjaya dan mengalami liku-liku perkembangan usaha, pada tahun 1996, Adidas mengalami modernisasi dengan menerapkan konsep 'We knew then - we know now' yang kurang lebih menggambarkan kesuksesan masa lalu dan kejayaan hingga kini. Adapun logo baru yang digunakan secara visual berupa tiga balok miring yang membentuk tanjakan yang menggambarkan kekuatan, daya tahan serta masa depan. Sejak saat itu logo Adidas tidak pernah mengalami perubahan, serta masih berjaya hingga saat ini.
Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brothers sebagai produsen sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brothers adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade Berlin pada tahun 1936 dengan mengenakan sepatu buatan Dassler.
Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan masing-masing membuat merk sepatu sendiri. Rudolf membuat merk sepatu 'Puma' sedangkan Adi membuat merk 'Adidas.' Pengambilan nama Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan menggabungkan nama depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler yakni 'das' sehingga menjadi kata 'Adidas'. Sekadar informasi bahwa nama asli dari Adi Dassler adalah Adolf Dassler, tapi orang Jerman sering memanggil nama Adolf sebagai Adi.
Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti Olimpiade atau sepakbola, karena logo 3 stripes mereka mudah dikenali dari jauh. Ia pun mendafarkan logo 3 stripes sebagai trademark dari adidas. 3 stripes yang diciptakan agar kaki stabil, namun akhirnya menjadi logo.
Evolusi Logo Adidas
Penggunaan logo Adidas sendiri baru dipergunakan pada sekitar tahun 1948, pada saat dua bersaudara Dassler tersebut berpisah. Secara visual, logo Adidas hanya berupa huruf Adidas, dengan nama Adolf Dassler diatasnya serta ilustrasi sepatu ditengahnya. Dengan merk ini, sepatu buatan Adi Dassler mencapai titik kesuksesannya, dengan diakuinya merk sepatu Adidas diajang pesta olahraga dunia seperti Olimpiade Helsinki, Melbourne, Roma dan lainnya. Serta saat itu tim sepakbola Jerman menjadi juara dunia sepakbola dengan menggunakan sepatu Adidas.
Pada tahun 1972, logo Adidas mengalami perubahan yakni dengan menggunakan konsep 'Trefoil Logo', yaitu logo dengan visual tiga daun terangkai. Konsep tiga daun ini memiliki makna simbolisasi dari semangat Olimpiade yang menghubungkan pada 3 benua. Sejak saat itulah Adidas menjadi sepatu resmi yang dipergunakan pada even Olimpiade diseluruh dunia.
Akhirnya setelah bertahun-tahun berjaya dan mengalami liku-liku perkembangan usaha, pada tahun 1996, Adidas mengalami modernisasi dengan menerapkan konsep 'We knew then - we know now' yang kurang lebih menggambarkan kesuksesan masa lalu dan kejayaan hingga kini. Adapun logo baru yang digunakan secara visual berupa tiga balok miring yang membentuk tanjakan yang menggambarkan kekuatan, daya tahan serta masa depan. Sejak saat itu logo Adidas tidak pernah mengalami perubahan, serta masih berjaya hingga saat ini.
Langganan:
Postingan (Atom)